Wednesday, January 28, 2009

Jalan-Jalan ke Borobudur !!!

Jalan-Jalan Ke Borobudur !!!



Jalan-jalan kali ini ke Borobudur. Sebenarnya saya tidak terlalu berniat untuk berlibur, niat utama saya sebenarnya pergi ke kota Jogja. Karena pulangnya "kesasar" lewat Magelang akhirnya, sekalian saja saya berkunjung saja ke Candi Borobudur.





Saya tidak akan bercerita banyak tentang apa itu Candi Borobudur dan di mana letaknya. Hal itu cukup Anda baca di buku sejarah atau di Wikipedia. Kalau dari arah Jogja, Anda cukup menuju ke arah utara dari Jalan Magelang. Atau apabila Anda datang dari arah barat (Kebumen), pada perempatan yang menuju ke arah kota Porworejo dan jalur menuju Jogja, tinggal belok ke arah utara dan bersiap-siaplah untuk menghadapi tanjakan dan turunan yang cukup membuat ngos-ngosan kendaraan Anda. Kalau dari arah utara saya belum tahu karena saya tidak pernah melewatinya.

Setelah sampai ke lokasi, Anda tinggal mencari lokasi parkir untuk kendaraan Anda. Untuk motor sudah disediakan tempat parkir di dekat pintu masuk, kita akan diberi tiket sebagai tanda masuk dan diwajibkan langsung membayar dua ribu rupiah untuk sekali parkir. Untuk mobil harus masuk lebih ke dalam untuk mencari tempat yang masih kosong. Apabila kita berkunjung waktu suasananya sedang ramai, bisa dipastikan akan susah mencari tempat parkir untuk yang membawa mobil. Akan tetapi, tenang saja akan ada petugas parkir yang siap memandu dan mengarahkan.





Kebetulan saya mendapat tempat parkir motor yang lumayan teduh dan aman. Aman karena hanya ada satu pintu masuk dan keluar dari parkiran tersebut, benar-benar aman. Tetapi giliran saya mau keluar dari tempat parkir untuk menuju lokasi wisata, saya bingung untuk mencari pintu keluarnya. Akhirnya saya mengikuti saja orang-orang yang lewat belahan pagar yang terbuka. Lumayan praktis karena tidak harus memutar, meskipun saya tidak tahu apakah jalur itu legal atau tidak.

Sukses dengan melewati jalur "ilegal", saya kembali bingung mencari loket masuk ke lokasi inti. Karena belum apa-apa, kita sudah dihadapkan dengan para pedagang yang menjual souvenir dan oleh-oleh khas wilayah candi. Ada juga warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman seperti lokasi wisata lain pada umumnya.

Setelah bingung berjalan beberapa lama akhirnya saya berhasil menemukan loket dan pintu masuk ke lokasi candi. Lokasi loket ada di sebelah timur. Di sebelah baratnya ada pintu masuk ke lokasi candi Borobudur dan loket penitipan barang. Untuk penitipan barang Anda tidak dikenakan tarif tertentu, hanya seikhlasnya. Tepat di sebelah barat Loket Penitipan Barang, adalah pintu keluar dari lokasi candi. Di sebelahnya ada tempat khusus untuk turis dari luar negeri. Bangunannya seperti rumah kaca. Di paling barat ada sebuah musholla kecil yang saya rasa tidak mencukupi untuk ukuran pengunjung yang begitu ramai. Apalagi tempat untuk berwudhu juga sedikit dan waktu saya akan wudhu kebetulan airnya hampir tidak mengalir dan yang mengalir hanya satu keran saja sehingga harus mengantre panjang dengan pengunjung lainnya. Di lokasi wisata candi Borobudur ini hanya ada sebuah Musholla dan letaknya berada di sebelah luar lokasi candi. Sehingga apabila Anda akan masuk ke lokasi candi pastikan Anda sudah sholat sehingga tidak ada acara baru masuk sudah keluar lagi gara-gara belum sholat karena di dalam lokasi tidak ada musholla.

Karcis masuk lokasi candi pada saat saya berkunjung adalah lima belas ribu rupiah per orang. Bagi yang membawa kamera juga akan dikenakan tarif khusus. Borobudur sepertinya selalu ramai setiap saya berkunjung. Kita harus sabar mengantre untuk membeli karcis.

Area di dalam sungguh luas. Hal ini karena tidak ada pedagang yang boleh berdagang di dalam. Beberapa ada pedagang diberi tempat khusus di sebelah barat dan tidak boleh mengganggu lokasi candi dan museum-museum. Berjalan menuju candi kita akan melewati jalan dengan perkerasan yang bagus. Dihiasi dengan taman bunga kenanga di antara dua jalurnya. Jalan ke naik candi dipisahkan dengan jalan turunnya. Capek menaiki tangga ke arah candi, akhirnya terlihat juga candi Borobudur itu berdiri dengan megahnya, seakan tidak peduli meskipun dirinya tidak diakui lagi sebagai salah satu keajaiban dunia. Banyak orang yang langsung memanfaatkan untuk berfoto baik dengan kamera sendiri ataupun menyewa jasa kamerawan amatir yang banyak ada di sekeliling tempat itu. Berfoto dengan latar belakang candi Borobudur memang menyenangkan. Selain indah dan menawan karena terletak pada kawasan pegunungan juga menjadi bukti tersendiri telah berkunjung sekaligus menjadi souvenir yang paling berkesan.

Meskipun saya sudah tiga kali ini berkunjung ke Borobudur, saya tidak pernah bosan. Mendaki sampai ke puncak candi ini menjadi kegiatan wajib bagi pengunjung. Selain menelusuri keindahan Borobudur dari relief yang terukir di setiap dindingnya, kita juga akan mendapati pemandangan alam yang super indah yang tampak di sekeliling candi. Fyuh, capek juga berjalan berkeliling candi ini. Meskipun sudah mengitari candi ini beberapa kali tetapi rasanya setiap sisi tampangnya sama saja. Mungkin memang begitu ya, tapi kalau saja kita mau membaca cerita yang ada di reliefnya pasti di setiap dindingnya akan berbeda. Perjalanan menuju puncak memang melelahkan, selain itu tangganya cukup curam sehingga bagi yang turun harus sangat berhati-hati dalam menjaga keseimbangan.

Matahari sudah mulai turun. Saatnya untuk turun juga dari candi. Selepas turun dari candi, kita masih dapat menikmati sajian lainnya dari lokasi wisata ini. Tergantung apa saja yang sedang dipertunjukkan. Agaknya saya kurang beruntung waktu itu, karena pertunjukan favorit saya yaitu atraksi gajah sedang tidak ada. Yah, apa boleh buat, akhirnya saya mencari hiburan alternatif yang sebenarnya banyak pilihan. Saya mencoba menyambangi museum kapal yang terletak tak jauh dari jalan turun dari candi tadi. Museum ini sesuai namanya menyajikan segala benda berkaitan dengan kapal. Ada kerajinan miniatur kapal yang terbuat dari rangkaian bilah bambu, benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perkapalan yang banyak dipakai di republik ini di masa lampau. Namun, dari sekian benda yang dipajang, yang paling membuat saya kagum adalah sebuah kapal layar besar yang terdapat di ruangan utama. Kapal ini nyata, terbuat dari kayu dan panjangnya sekitar 50 - 60 meter dengan tinggi sekitar 8 - 10 meter. Itu belum termasuk tinggi tiang layarnya. Sayang, pengunjung tidak boleh naik ke kapal sehingga saya hanya dapat melihatnya dari luar. Museum yang terdapat di kawasan wisata candi Borobudur ini bukan hanya museum kapal. Anda bisa berkeliling di museum batu candi yang dekat dengan museum kapal.



Begitulah, menikmati liburan sejenak di candi Borobudur tidak bisa saya tuliskan dengan kata-kata yang sempurna menggambarkan keindahannya. Perjalanan pulang tidak akan lengkap sebelum membeli sedikit souvenir dan tanda mata. Berkelilinglah sejenak di antara penjual-penjual souvenir dan oleh-oleh yang begitu bermacam dan banyak menawarkan hara yang bervariasi untuk produk yang sekiranya sama. Pandai-pandailah menawar di tempat ini. Jangan langsung setuju dengan harga yang ditawarkan. Seringkali penjual di sini mematok harga seenaknya saja, padahal kita bisa saja mendapatkan harga yang lebih murah seandainya kita mau sedikit berkeliling.




No comments:

Silakan mengisi Buku tamu